Presiden Jokowi hadir dalam Munas VIII Kadin Indonesia di Sulawesi Tenggara (ist/kg) |
Keduanya
merupakan pengusaha kebanggaan Indonesia yang telah memberikan
kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Sekaligus menunjukkan bahwa
semangat membangun dunia usaha bisa dilakukan melalui kolaborasi, tanpa
perlu kompetisi yang melelahkan dan bahkan membuat banyak dampak
negatif yang tidak diinginkan.
"Saya
juga mengapresiasi kebesaran hati Anindya Bakrie, yang sudah 15 tahun
menjadi Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, dan tetap mendukung Ketua Umum
Arsjad Rasjid dengan menerima amanah sebagai Ketua Dewan Pertimbangan
Kadin Indonesia. Di tangan keduanya, keluarga besar Kadin harus bergerak
cepat membantu pemerintah memulihkan perekonomian nasional yang
terpuruk akibat pandemi Covid-19," ujar Bamsoet usai menghadiri
pembukaan Musyawarah Nasional VIII Kadin Indonesia, di pelataran Masjid
Al-Alam, Kendari, Rabu (30/6/2021). Turut
hadir Presiden Joko Widodo yang membuka Munas VIII Kadin Indonesia,
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Koordinator Perekonomian
Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri
Perdagangan Muhammad Luthfi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia,
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Wakil Walikota Kendari Siska Karina
Imran, Kapolda Sulawesi Tenggara Irjen Yan Sultra Indrajaya, Danrem
143/Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan serta Ketua Umum Kadin
Indonesia 2015 - 2020 Rosan Roeslani.
Ketua
DPR RI ke-20 ini menjelaskan, sebagaimana ditegaskan Presiden Joko
Widodo dalam pembukaan Munas Kadin, kunci penting menghadapi pandemi
Covid-19 adalah dengan percepatan vaksinasi Covid-19. Kadin Indonesia
punya peran besar melalui program vaksinasi Gotong Royong. Tercatat
28.400 perusahaan dengan target vaksinasi mencapai 10,6 juta orang
lebih, sudah terdaftar dalam program vaksinasi gotong royong. Jumlahnya
harus terus ditingkatkan, sesuai target Presiden Joko Widodo agar bisa
menyentuh 22 juta orang.
"Presiden
Joko Widodo juga menegaskan agar vaksinasi Covid-19 yang sudah tembus 1
juta dosis per hari, bisa terus dipertahankan. Bahkan harus
ditingkatkan menjadi 2 juta suntikan vaksin per hari. Dengan dukungan
Kadin Indonesia, hal tersebut sangat bisa tercapai. Secara nasional,
sudah 42 juta dosis vaksin Covid-19 disuntikkan ke berbagai kalangan
penduduk. Capaian Indonesia dalam vaksinasi juga terbilang baik, berada
di posisi ke-11 dari 215 negara dunia," jelas Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, International Monetary Fund
(IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bisa
mencapai 4,3 persen. Sementara World Bank memprediksi 4,4 persen, Asian
Development Bank (ADB) 4,5 persen, Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD) 4,9 persen.
"Mewujudkannya,
Kadin Indonesia bisa memanfaatkan kehadiran Regional Comprehensive
Economic Partnership (RCEP) yang telah disepakati negara-negara ASEAN
(termasuk Indonesia) bersama lima negara besar (Australia, New Zealand,
China, Jepang dan Korea Selatan)," terang Bamsoet.
Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia
(ARDINDO) ini menambahkan, perjanjian RCEP diinisiasi oleh Indonesia,
dipimpin oleh Indonesia, dan ditandatangani atas restu Indonesia.
Keuntungan yang diperoleh antara lain bisa meningkatkan ekspor Indonesia
ke negara-negara peserta RCEP hingga 8-11 persen, serta menarik
investasi hingga 18-22 persen.
"Melalui RCEP, Indonesia bisa meningkatkan kesejahteraan sebesar USD
1,516 juta, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,26 persen.
Kadin Indonesia bisa memaksimalkannya melalui berbagai sektor strategis
seperti pertanian, mining, wood product, paper,
chemical/rubber/plastic," tandas Bamsoet.
Wakil
Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) ini
juga menyoroti kontribusi sektor ekonomi digital yang baru menyumbangkan
sekitar 4 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Presiden Joko
Widodo menargetkan pada tahun 2030, bisa ditingkatkan menjadi 18 persen.
Nilai transaksi sektor ekonomi digital ditargetkan tumbuh 8 kali lipat,
dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun pada tahun 2030.
Mewujudkannya, perlu dukungan KADIN Indonesia, khususnya dalam
melahirkan lebih banyak digitalpreneur.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar