SIARAN PERS IPW : Neta S Pane-Ketua
Presidium Ind Police Watch
Komjen Rycko saat ziarah ke makam Ibunda Jokowi (net) |
Dari pendataan Ind Police Watch
(IPW), kedelapan nama itu, terdiri dari lima jenderal bintang tiga (Komjen) dan
tiga bintang dua (Irjen). Kedelapan nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian
tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991.
Mereka adalah Komjen Rycko
(Kabaintelkam), Komjen Agus (Kabaharkam), Komjen Boy Rafly (Kepala BNPT),
Komjen Sigit (Kabareskrim) dan Komjen Gatot (Wakapolri). Sedangkan untuk
bintang dua ada Irjen Nana (Kapolda Metro Jaya), Irjen Lufti (Kapolda Jateng)
dan Irjen Fadhil (Kapolda Jatim).
Ketiga jenderal bintang dua ini bisa
masuk bursa calon Kapolri karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi
jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama
Lemhanas.
Bahkan, jika menjelang 1 Juli ini
posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk
masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi. Sebab keberadaan Kakorbrimob
dengan pangkat Komjen sudah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja.
Sesuai prosedurnya, nama-nama calon
Kapolri itu akan digodok Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai
Wakapolri dan anggotanya Irwasum, Assisten SDM dan Kadiv Propam. Nama-nama yang
digodok Wanjakti ini lalu diserahkan Kapolri kepada Presiden untuk dipilih,
kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi 3 DPR.
Di sisi lain Kompolnas juga
memberikan nama-nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden. Dalam bursa
calon Kapolri kali ini, IPW melihat ada tiga kelompok yang menonjol, yakni Geng
Solo terdiri dari jenderal-jenderal yang pernah bertugas di Solo, Geng Idham
jenderal-jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis dan Geng Netral yang
dekat dengan semua pihak.
Yang menarik dalam dinamika
teraktual di Polri, tiga kelompok yang sempat mendominasi putaran elit
kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elit kekuasaan
internal kepolisian tersebut, yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng BG.
Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri
Idham Azis, kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari
putaran elit kekuasaan di kepolisian. Sementara Geng BG tersisih di luar
lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
Apakah jenderal-jenderal bintang
tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian
dan masuk dalam bursa calon Kapolri? Kita tunggu saja. Selain itu ada dua hal
lagi yang menarik untuk dicermati.
Pertama, adalah nama mantan ajudan
Presiden SBY, Komjen Rico disebut-sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti
Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adimakayasa Akpol 88 B.
Jika hal itu terjadi tentunya ini
menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam
dinamika politik, dimana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era
Presiden Jokowi.
Kedua, disebut-sebutnya nama Irjen
Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis mengingat Kapolda Jatim itu adalah
salah satu "tim sukses" saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR.
Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti,
dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya
menanti. (*)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar